Kick Off Meeting Implementation Support Mission (IMS) Program ICare
Makassar (07/03/24). Setelah melakukan kunjungan ke lokasi I Care untuk berdiskusi langsung dengan peternak dan petani kentan serta melihat kondisi existing ternak sapi potong dan pertanaman kentang, tim PIU BSIP Sul-Sel bersama dengan Tim PMU I Care dan Tim Word Bank kembali menggelar kegiatan Kick Off Meeting Implementation Support Mission (IMS) Program ICare dengan stakeholder/private sector di Aula BSIP Sulsel.
Hadir dalam pada kegiatan ini diantaranya Direktur Pemasaran, SM Sulawesi, Maluku, dan Papua serta VP Pengelolaan Pelanggan PT. Pupuk Indonesia; Pimpinan PT. Sumber Citarasa Alam (Cimory Group); Direktur CV. Agro Bukit lndah; Direktur UD Bontomarannu; Prof. Dr. Ir. Baharuddin, Dipl.lng.Agr dan Dr. Ir. Abd. Haris Bahrun, M.Sc dari Unhas serta Kepala Puslitbang Sumber Daya Peternakan dan Hewan Tropika.
Kepala BSIP Sul-Sel Sri Sasmita Dahlan, SP., M. Si mengawali sambutannya dengan memberi apresiasi dan sekaligus menyampaikan terima kasih kepada stakeholder yang hadir dan Tim PMU serta Tim Word Bank yang telah berkunjung Ke Sul Sel untuk memberikan arahan terkait dengan pelaksanaan program I Care ke depan. Lanjut Kepala Balai menyampaikan gambaran singkat dan progres kegiatan I Care selama kurang lebih 2 tahun terakhir berjalan.
Berikutnya oleh Direktur I Care yang diwakili oleh Hadis Jayanti selaku Manager I Care mengatakan bahwa Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk monitoring world bank yang bertujuan menggali masukan dan komitmen dari semua stakeholder untuk dapat saling mengisi dalam upaya mendukung dan mensukseskan kegiatan ICare.
Vicas chaudary (Tim world bank) mengucapkan banyak terima kasih kepada semua stake holder khususnya BSIP Sulsel karena telah membantu pihak world bank di Sulsel dan memperlihatkan bagaimana keadaaan umum Kab.Gowa sehingga kami mendapat gambaran mengenai lokasi ICare. “Saya telah bertemu dengan bapak ibu petani yang memiliki sapi potong dan lahan kentang. Koperasi disana juga sudah terbentuk dan mereka memberikan sambutan yang sangat baik serta memperlihatkan antusiasmenya yang tinggi” ujarnya.
“Sebagaimana disampaikan ibu Kepala BSIP Sulsel, bahwa kami baru saja memulai project ini, untuk itu agar pelaksanaan kegiatan ke depannya dapat dipercepat” lanjut Vicas.
Kegiatan ICare memiliki dua tema yakni mendukung koperasi di tingkat petani sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan merangkul seluruh program – program yang ada dari pihak pemerintah yang mendukung petani sehingga semua petani bisa dirangkul.
Keterlibatan stake holder tentunya dapat berperan sesuai bidang masing – masing. Dari universitas adalah degan pemanfaatan teknologi terbaru. Dari segi produksi, ada stake holder dari chymori. Di Kab.Gowa tepatnya di Desa Parangloe Kec. Bontomarannu telah dilakukan pembangunan tempat wisata dan resto, jadi petani bisa mensuplai kebutuhan sayuran dan peternak sapi bisa mensuplai kebutuhan daging sapi untuk resto chymori nantinya.
Terkait bentuk – bentuk dukungan yang bisa diberikan terhadap korporasi, telah dibentuk koperasi yang mudah dikelola bagi petani, berbadan hukum dan yang nantinya diharapkan dapat menjadi PT.
PT Pupuk Indonesia yg hadir secara on line telah menyatakan komitmennya akan melakukan pendampingan pengolahan limbah ke petani program Icare agar mereka dapat membuat pupuk organiknya sendiri sehingga kesuburan tanah bisa lebih ditingkatkan. Tentunya PT Pupuk Indonesia akan melakukan uji tanah terlebih dahulu untuk melihat kandungan hara tanah sehingga komposisi pupuk bisa diatur penggunaannya. Demplot dibutuhkan untuk memperlihatkan bagaimana melakukan budidaya kentang yang diintegrasikan dengan pemanfaatan kotoran sapi.
Pihak Universitas Hasanuddin yang hadir secara off line juga ikut berkomitmen untuk membawa petani ke digitalisasi (pemberdayaan) yang selain mempermudah akses berbagai informasi tentunya akan ada peningkatan produksi 20 – 30% sehingga pendapatan petani ikut meningkat. Selain itu, teknologi kultur jaringan juga dapat diterapkan dimana metode ini merupakan perbanyakan vegetatif sehingga tidak akan merubah genetik varietas.
Di akhir acara, Triyanto Fitriyadi yang merupakan tim world bank menyatakan bahwa dukungan dan komitmen dari berbagai stake holder ini tentu akan menyesuaikan dengan program kerja dari pemerintah yang merupakan wujud sinergitas kegiatan ICare dengan pemerintah setempat.
Sumber : Ekawaty Basri